Contoh Resensi Buku



















Judul Buku                             : Ensiklopedi Anak  Indonesia
Penulis                                    : Janu Ismadi
Penyunting                              : Tim PAS
Layouter                                  : Ato Hermawan
Cover Design                          : Uj. Abdurahman Syah
Penerbit                                   : PT PANCA ANUGRAH SAKTI
Tahun &Cetakan                     : 2008 & Cetakan ke-1
Tebal                                        : xii+52 halaman, 17,5 x 25 cm

Setiap orang yang sedang mencari-cari buku di suatu tempat penjualan buku, pasti terbesit dengan judul-judul yang menarik. Begitupun isi dari buku yang membahas mengenai pengetahuan, seperti buku yang berjudul “Ensiklopedi Anak Indonesia” dengan 52 halaman ini.Ya, buku karya Janu Ismadi ini memang untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya dalam menghadapi persaingan global.
            Janu Ismadi mengharapkan terbitnya Ensiklopedi Anak Indonesia ini agar dapat memperkaya wawasan pembaca. Janu Ismadi sendiri seorang penulis yang lahir di pulau Belitung yang sangat produktif. Ditengah kesibukannya sebagai konsultan di beberapa penerbitan di Bandung, ia tetap berkarya menulis puluhan buku untuk mencerdaskan anak bangsa. Di antaranya “Ensiklopedi Anak Indonesia” yang diterbitkan oleh PT Panca Anugerah Sakti.
            Buku “Ensiklopedi Anak Indonesia” ini Janu Ismadi membahas tentang Istana-Istana Kepresidenan, sejarah penamaan istana, sejarah sebelum dijadikan istana oleh pemerintah indonesia. Setelah itu, Dia membahas sejarah tari jaipong dan pulau jawa. Kemudian juga Kalpataru.
            Indonesia mempunyai istana sebanyak enam istana. Janu Ismadi dalam buku yang iya buat menyebutkan diantaranya pertama Istana Negara yang berada di komplek Jl. Merdeka. Janu Ismadi menjelaskan sejarah tentang Istana Negara pada masa Pieter Gerardus van Overstarten. Istana Negara juga memiliki banyak sejarah, salah satunya yang disebutkan di buku tersebut, dalam persetujuan linggarjati. Istana kedua yaitu Istana Merdeka. Pemberian nama Istana Merdeka berawal dalam upacara penurunan bendera Belanda dan menaikan bendera Indonesia yang mengharukan. Ratusan ribu rakyat Indonesia yang terkumpul di lapangan dan tangga-tangga gedung diam dan meneteskan air mata ketika bendera Merah Putih menjulang tinggi dan berkibar, meledaklah kegembiraan dengan berteriak : Merdeka ! Merdeka !dan akhirnya dinamakan Istana Merdeka. Ketiga Istana Cipanas yang terletak di kaki Gunung Gede, Jawa Barat di Desa Cipanas, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur. Keempat adalah Istana Bogor yang merupakan Istana yang memiliki arsitektur menawan. Istana ini pernah roboh di bagian belakang akibat adanya gempa yang melanda daerah bogor dan sekitarnya karena meletusnya Gunung Salak. Tetapi kemudian dibangun kembali. Kelima ada Istana Gedung Agung di Yogyakarta Jl. Ahmad Yani, Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan. Nama Istana Agung karena sebagai tempat penerimaan tamu-tamu agung. Terakhir Istana Tampaksiring di Bali. Konon nama tampaksiring itu berasal dari tapak kaki seorang raja yang bernama Mayadenawa.
            Sebenarnya masih banyak sejarah Istana Istana tersebut, yang dijelaskan diatas hanya sebatas gambaran dari isi bab Istana Kepresidenan. Janu Ismadi juga membahas tentang Tari Jaipong dan Pulau Jawa. Tari Jaipong lahir dari kreativitas seorang seniman Bandung, Gugum Gumbira. Janu Ismadi menjelaskan dalam buku “Ensiklopedi Anak Indonesia” tentang Tari Jaipong banyak sekali. Salah satunya pola-pola gerakan tari bukaan, pencugan, nibakeun, dan ragam gerakan minced dari beberapa kesenian cukup mengispirasinya untuk mengembangkan Tari Jaipong. Kemudian, Janu Ismadi menjelaskan Pulau Jawa yang merupaka Pulau terbesar ketigabelas dengan luas 138.793,6 km2 dengan jumlah penduduk sekitar 124 juta jiwa. Dengan demikian Pulau Jawa memiliki kepadatan penduduk 979 jiwa per km2.
            Terakhir Janu Ismadi menjelaskan Kalpataru di bukunya. Ia, menjelaskan apa itu Kalpataru, untuk apa Kalpataru, siapa yang membuat Kalpataru, dan lain lain.
            Gambar sampul buku ini adalah contoh dari Istana Agung di Yogyakarta. Bahan yang dibuat untuk sampul tidak terlalu tebal.Kelemahan dari buku karya Janu Ismadi dalam buku ini, terdapat beberapa kata yang terlihat berdempetan seperti tidak adanya spasi. Kemudian, ada kebalikannya menggunakan spasi yang terlalu jauh. Mungkin karena pengetikan menggunakan rata kanan-kiri, tetapi tentunya bisa diatur-atur dengan baik mungkin bisa lebih teratur lagi. Bahasa yang digunakan terlihat mudah dimengerti karena penulis merekomendasi untuk siswa. Tetapi ada kata-kata yang kurang dimengerti yang tidak diberi penjelasan, seperti gerak bukaan, pencugan, nibakeun, dan gerak minced. Mungkin untuk orang sunda mengetahui. Tetapi sebagian besar ada yang tidak mengerti.
            Kelebihan buku ini, disajikan secara alfabetis dan komunikatif. Sehingga memudahkan siswa untuk mempelajarinya. Kemudian, terdapat foto-foto para tokoh, ilustrasi dan berwarna-warni. Ukuran tulisan sedang, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
            Peruntukan buku “Ensiklopedi Anak Indonesia” ini dalam buku terjantum untuk seluruh anak bangsa. Tetapi menurut saya, baik juga untuk semua kalangan. Karena pengetahuan tidak kenal untuk yang tua dan yang muda. Buku ini terlihat sederhana, tetapi isi buku ini berbobot. Banayk pengetahuan yang akan didapat jika membaca buku ini. Untuk sekedar masukan untuk pembuat buku. Sebaiknya lebih teliti lagi dalam pengetikan, penjelasan kata-kata yang terlihat asing, bahan yang digunakan, dan pengecekan akhir.

0 Response to "Contoh Resensi Buku"

Posting Komentar